Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kalo males untuk memulai sesuatu, cobalah dengan cara yang mutakhir ini.

Diberikan tugas, tapi malesnya minta ampun. Males karena tugasnya keberatan, atau malah kegampangan. Jadinya ditunda-tunda deh sampai mau detik akhir pengumpulan. Ini tentunya bukan sesuatu yang bagus, karena bisa jadi hasil akhir yang kita terima tidak memuaskan kita.

Untuk memulai mengurangi males itu, artikel ini akan membahas cara yang paling bisa melawannya.

1. Atur langkah pertama
Karena banyak sekali tugas, banyak juga hal yang akhirnya kita abaikan. Sehingga menciptakan kemalasan yang akut. Untuk itu, ketika diberikan sebuah tugas oleh siapa saja, selalu pikirkan apa langkah pertama untuk melakukannya. Meskipun itu langkah yang sangat kecil. Setidaknya kita sudah memikirkan awal untuk melangkah selanjutnya.

Lebih bagus lagi, dari langkah kecil itu diikuti dengan target yang ingin kita capai. Contohnya, langkah pertama untuk mengerjakan skripsi adalah dengan meminta pendapat dosen A lewat e-mail. Lalu, tentukan target dari langkah ini. Misalkan, target bisa mengetahui topik yang pas setelah itu.

Ketika target kecil tercapai, otak kita mencerna manfaat yang didapat sehingga bisa memotivasi kita untuk mengerjakan tahap selanjutnya. Sehingga dengan kata lain kita mulai mengurangi dan menutup kemungkinan untuk bermalas ria.

2.Kaitkan langkah pertama dengan sesuatu yang membuat kita antusias meskipun out of topic.
Kita menghubungkan langkah pertama dengan sesuatu yang kita ingin sekali lakukan meskipun tidak berkaitan satu sama lain. Dalam kata lain, ketika ada pekerjaan yang membuat malas, kaitkan dengan pekerjaan yang tidak membuat kita malas.

Contohnya, kamu malas untuk meminta pendapat dosen tentang skripsi karena harus datang ke kampus yang jauh. Tapi coba kaitkan hal itu dengan pemikiran bahwa kita ingin sekali membaca majalah man’s health atau women’s health dan kamu menyadari yang gratis cuman ada dikampus.

Tanpa disadari, itu bisa membangkitkan semangat kita karena otak kita bisa memproses perkiraan manfaat yang akan didapat ketika berkunjung ke kampus.

3. Buang jauh-jauh pemikiran tentang rintangan yang akan dihadapi
Terkadang, yang membuat malas adalah kita tidak mau menghadapi rintangan akan sebuah proses yang akan diambil. Makanya, susah sekali menentukan apa langkah pertama yang diambil.

Akan susah sekali menentukan apa langkah kecil pertama karena kita membuat ruang dalam otak kita untuk memikirkan tentang halangan dan rintangannya. Sehingga akan sulit sekali.

Misalnya, untuk memulai skripsi, langkah pertama adalah meminta pendapat dosen lewat email dan sebagainya. Lalu muncul pemikiran ‘tapi gimana kalo dosennya sibuk? Gimana kalo beliau gak balas?’ sehingga itu membuat langkah pertama kita ciut oleh rintangan dan halangan yang bahkan belum pasti terjadi.

Untuk mengurangi itu, kita harus mulai menguatkan fondasi dengan bertanya ‘kenapa?’. ‘kenapa kita mulai itu? Kenapa susah sekali hanya melakukan itu? Kenapa ini? Kenapa itu?’. Maka pemikiran tentang rintangan ataupun halangan yang terjadi bisa diminimalisir.



Jadi kesimpulannya, tidak usah menyalahkan diri karena malas tapi cobalah memulai untuk menghadapinya dengan cerdas. Atur langkah pertama, kaitkan langkah itu dengan sesuatu yang kita ingin sekali lakukan, dan jangan pernah pikirkan halangan dan rintangan. Selain ketiga itu, ada hal yang lebih penting adalah komitmen.



Selamat mencoba.